Assalammu'alaikum,
Saat ini, di tempat Saya bekerja sedang mengerjakan beberapa project oil and gas (-dikit narsis). Salah satunya adalah project Risk Based Inspection (RBI) untuk Iranian Offshore Oil Company (IOOC). Untuk project ini perusahaan tempat saya bekerja, bekerjasama dengan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang inspeksi, Falat Pejvak Co dari Iran. Suatu saat, sesuai permintaan dari Iran salah satu teman kami diberangkatkan kesana untuk waktu kira-kira lebih dari 2 minggu sebagai Engineer yang akan men-supervised orang Iran untuk mengumpulkan data.
Sekembalinya dari Iran, berceritalah beliau tentang kejadian-kejadian yang membuat kikuk disana. Salah satunya adalah ketika sedang rapat dengan orang-orang dari Iran sana beliau minta ijin untuk shalat Dzuhur, sebut saja rekan saya itu namanya Jom.
Jom : " Excuseme Sir, can I leave this meeting for praying?"
(terdengar ketawa dari orang-orang yang hadir di ruang rapat itu)
Iran-man (not Iron-man) : "what!!!? We won't stop this meeting until finish. And we will pray later."
Jom : (bengong)..????????
(dalam hati: "loh, ini kan waktu duhur hampir habis? kenapa orang disini ga pada sholat?)
Selidik punya selidik setelah meeting selesai dan tiba waktu Ashar, mereka rame-rame bareng menuju masjid untuk Sholat. Dan ternyata sholat yang mereka lakukan adalah sholat jama' Duhur disambung ama Ahar.
Setelah tahu hal itu, rekan saya Jom jd terbiasa dengan mereka. Akan tetapi beliau tetap saja tidak terbiasa dengan keadaan seperti itu, sehingga setiap datang waktu duhur dan gak lagi meeting selalu berusaha untuk sholat duhur pada waktunya.
Tanpa sadar kebiasaannya untuk sholat duhur tepat waktu, menjadikannya perhatian orang-orang sekitar masjid ketika beliau keluar selesai dari sholat. Tidak jarang dari mereka yang memberi senyum, salam, dan berjabat tangan. Bahkan, dalam pikiran mereka (orang-orang Iran);"Wah, sholeh banget orang ini! Sholat Duhurnya ga pernah ketinggalan, selalu tepat waktu." --- Ini anggapan dari Mr. Jom, tapi mungkin saja itu emang benar ada dalam pikiran mereka (Orang Iran), karena baik Jom maupun orang Iran yg ada disitu sama-sama gak ngerti bahasa masing-masing, alias orang Iran-nya ga bisa bhs Inggris, cuman orang Top Levelnya aja yg bisa.
Satu pengalaman lagi yang bikin kikuk. Ketika hari Jumat, Jom hendak berangkat sholat Jumat ke masjid karena waktu sudah memasuki waktu duhur. Itulah ke-kikuk-an Jom yang kedua. Ternyata ketika sampai masjid, hanya sedikit oang saja yang ada di dalamnya. Menunggu lama, tidak ada khutbah ataupun sederetan rukun yg biasa dilakukan ketika sholat jumat di Indonesia. Ternyata, disana tidak ada Sholat Jumat berjamaah yang biasa kita lakukan di Indonesia. Sholatnya ya bisa sendiri (munfarid) gitu katanya.
Satu pelajaran yang aku petik, berbeda daerah saja bisa beda untuk satu tata cara sholat jumat yang masih satu provinsi atau kabupaten, apalagi ini beda negara. Yang mungkin juga beda Mahzab, dan lainnya, yang jelas masih satu Agama, satu Tuhan, serta satu Rasulullah SAW. Itu juga yang harus di hormati. Terkadang hal itu yang sering menjadi perselisihan di Indonesia. Mudah2an umat Islam di Indonesia makin dewasa dan makin cerdas, sehingga umat ini bisa maju.
Ishadu bianna muslimuun...
Saksikanlah, bahwa aku adalah seorang Muslim... dimanapun kita...dan dari manapunkita...
Wallahu a'lambishowab...
wassalam,
-wadi-
NB: Sebenarnya cerita diatas berasal dari dua orang yang bergantian kesana. Tp untuk kprluan penyingkatan, sy ganti aja dgn JOM untuk keduanya...
konon hidup tidak ada 'Siaran Ulang', coz 'Siaran tunda we lah'
Friday, 20 February 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Salaamu'alaykum,
Na'am. Iran adalah negara islam Syi'ah terbesar di dunia. dan 'afwan, sesungguhnya syi'ah dan sunni (ahlus sunnah wal jama'ah) itu banyak sekali perbedaan. termasuk dalam hal aqidah, apalagi fiqh.
silahkan merujuk kepada situs http://www.hakekat.com/
Allahu'alam bishowab.
Oh iya mas...,,
Saya hanya mengemukakan pengalaman temen ttg sesuatu yg memang belum pernah ditemui. Sy jg jd sedikit tahu ttg Islam disana, meskipun itu hanya dalam lingkup yg kecil.
Jgn sampai krn ada hal yg baru, dan itu terlihat Syar'i malah ikut2an, padahal blm tau ilmunya. Atau bahkan bikin aliran baru, Aliran mbah Jambrong-lah(he..he.., bcnda)...
Biarkanlah Islam ttp suci
Post a Comment